Sastra Lisan di Lampung

Sastra lisan di Lampung beragam dan banyak. Dan sastra lisan di Lampung ini menjadi sesuatu yang khas di Lampung. Contohnya adalah sesikun/sekiman (peribahasa), seganing/teteduhan (teka teki), memang (mantra), warahan (cerita rakyat), dan puisi. Puisi sendiri dibagi menjadi beberapa cabang lagi yang nanti kita bahas di postingan selanjutnya.



Sesikun/sekiman (peribahasa)
Seperti dalam bahasa Indonesia, sesikun artinya bahasa yang berkias. Biasanya untuk memberi nasihat, menyindir, dan sebagainya. Contoh;
Di kedo biduk teminding, di san wai tembino
(Pandai pandailah membawa diri, bersikaplah sesuai dengan adat-istiadat setempat)


Seganing/teteduhan (teka teki)
Teka teki seperti dalam tebak tebakan, biasanya soalnya aneh, dan jawabannya juga aneh. Contoh;
Sanak sangomuaghei lapah di sabah. Makai kawai besei, kepiahno adek bah. Nyokidah?
(Anak sekeluarga jalan di sawah, pakai baju besi, kopiahnya ke bawah. Apa itu?)
Siapa yang bisa jawab?Saya juga gak tahu, :D


Memang (mantra)
Perkataan yang mendatangkan daya gaib. Biasanya untuk mendatangkan celaka, menyembuhkan dan sebagainya. Sastra ini sudah jarang ditemukan, mungkin di dukun ada.


Warahan (cerita rakyat)
Namanya juga cerita rakyat, biasanya dalam bentuk fabel, epos, sage, legenda, mitos, atau hanya kisah fantasi


Puisi
Berdasarkan fungsinya, dibagi menjadi lima, yaitu paradinei/paghadinipepaccur/pepaccogh/wawancanpattun/segata/adi-adibebandung, dan ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang.
kita akan bahas puisi nanti di postingan selanjutnya.


Sekian dulu, bye!

1 Response to "Sastra Lisan di Lampung"

  1. UC de Kopetos says:
    28 Februari 2012 pukul 19.15

    informasi yang baik, bisa menambah wawasan budaya indonesia.

Posting Komentar

Budaya Kita...

Rangda Barong Berbalas Pantun Tarian SamanTarian Saman Mirip Pocong ya? Sasando