Pada postingan sebelumnya, kita membahas tentang sastra sastra di Lampung. Kini kita akan membahas tentang bentuk bentuk puisi. Bentuk bentuk puisi berdasarkan fungsi yaitu paradinei/paghadini, pepaccur/pepaccogh/wawancan, pantun/segata/adi-adi/, bebandung, dan ringget/pisaan. Kita akan membahas ini satu per satu.
1. Paradinei/Paghadini
Yaitu puisi yang sering dipakai saat penyambutan tamu dan acara pernikahan.
Contoh: Tabik pun nabik tabik, tabik pun ngalimpukha
Sikam ji sanak tepi, haga numpang butanya
Mahaf ki salah cutik, gelakhne mangku biasa
Sikam numpang butanya, jama pekhwatin si wat dija
Kuti ji anjak ipa, api haga cekhita
dst.
2. Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
Yaitu puisi yang dipakai untuk menyampaikan nasehat, untuk para pasangan suami istri yang
baru menikah.
Contoh: Assalamualaikum sinji pembuka kata
Mahaf jama penuntun sikam haga bucekhita
Cekhita ampay sanik tisanik bingi sinji
Sani'an sanak sakik kekalau kuti bahagia
dst.
3. Pattun/Segata/Adi-Adi
Yaitu puisi lampung yang sering dipakai hanya untuk becanda-ria. Tidak terlalu formal
Contoh: Numpang pai nanom peghing
Titanom banjagh capa
Numpang pai ngulih-ulih
Jama kutti sai dija
4. Bebandung
Puisi yang berisi tentang petuah islam.
5. Ringget/Pisaan
Fungsi sama dengan Pattun, tapi dalam bentuk formal. Dipakai untuk pelepasan anak
bujang ke tempat pelaminan gadis, serta dalam acara Tari Cangget.
Sekian dulu, Bye!!
28 Februari 2012 pukul 19.07
wow ini bagus sekali