Kalian ingat Berto Pah?Dia adalah salah satu finalis IMB. Keahliannya adalah memainkan sasando. Mari kita cari tahu, apa itu sasando?
Sasando adalah alat musik petik yang berasal dari Rote, NTT. kata sasando berasal dari 'sasandu' yang artinya alat yang bergetar.
Bagian utama dari sasando adalah sebuah tabung panjang yang terbuat dari bambu biasa. Lalu, dimasing masing ujung diberi tempat tumpuan senar/dawai (kalo di gitar, dinamain Bridge). Tabung yang sudah diberi dawai/senar ini ditaruh didalam sebuah wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas.
Mungkin sudah banyak orang yang kenal dengan tari Saman??
Tarian inilah salah satu cara penyampaian pesan dakwah. Tarian ini mencerminkan sifaat sifat dari Aceh itu sendiri. Tarian ini diawali dengan mukkadimah atau pembukaan, tampillah seorang tokoh masyarakat untuk menyampaikan keketar/nasehat yang berguna. Kalau tarian ini dipertandingkan, biasanya yang dinilai adalah kemampuan mengikuti alur nyanyian.
Tarian ini ditarikan oleh laki laki. Dipimpin oleh seseorang yang dinamakan Syekh. Tarian ini mesti serius, kalo gak, bisa kacau tariannya karena saking seragam, cepat, dan tepatnya tarian ini.
Tarian ini tidak diiringi alat musik, hany diiringi nyanyian (itu loh, yang nyanyi-nyanyi gk jelas : D(peace)) dan pukulan paha dan tangan dari para penari. Nyanyiannya dibagi 5 segmen yaitu:
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Jumlah penari tidak terbatas, tapi yang penting ganjil. Tapi ada yang ngomong jumlah penari 10 orang; 8 orang penari dan 2 orang memberi aba aba sambil bernyanyi.
Sekian, dadah!
Pada postingan sebelumnya, kita membahas tentang sastra sastra di Lampung. Kini kita akan membahas tentang bentuk bentuk puisi. Bentuk bentuk puisi berdasarkan fungsi yaitu paradinei/paghadini, pepaccur/pepaccogh/wawancan, pantun/segata/adi-adi/, bebandung, dan ringget/pisaan. Kita akan membahas ini satu per satu.
Sastra lisan di Lampung beragam dan banyak. Dan sastra lisan di Lampung ini menjadi sesuatu yang khas di Lampung. Contohnya adalah sesikun/sekiman (peribahasa), seganing/teteduhan (teka teki), memang (mantra), warahan (cerita rakyat), dan puisi. Puisi sendiri dibagi menjadi beberapa cabang lagi yang nanti kita bahas di postingan selanjutnya.
Sesikun/sekiman (peribahasa)
Seperti dalam bahasa Indonesia, sesikun artinya bahasa yang berkias. Biasanya untuk memberi nasihat, menyindir, dan sebagainya. Contoh;
Di kedo biduk teminding, di san wai tembino
(Pandai pandailah membawa diri, bersikaplah sesuai dengan adat-istiadat setempat)
Seganing/teteduhan (teka teki)
Teka teki seperti dalam tebak tebakan, biasanya soalnya aneh, dan jawabannya juga aneh. Contoh;
Sanak sangomuaghei lapah di sabah. Makai kawai besei, kepiahno adek bah. Nyokidah?
(Anak sekeluarga jalan di sawah, pakai baju besi, kopiahnya ke bawah. Apa itu?)
Siapa yang bisa jawab?Saya juga gak tahu, :D
Memang (mantra)
Perkataan yang mendatangkan daya gaib. Biasanya untuk mendatangkan celaka, menyembuhkan dan sebagainya. Sastra ini sudah jarang ditemukan, mungkin di dukun ada.
Warahan (cerita rakyat)
Namanya juga cerita rakyat, biasanya dalam bentuk fabel, epos, sage, legenda, mitos, atau hanya kisah fantasi
Puisi
Berdasarkan fungsinya, dibagi menjadi lima, yaitu paradinei/paghadini, pepaccur/pepaccogh/wawancan, pattun/segata/adi-adi, bebandung, dan ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang.
kita akan bahas puisi nanti di postingan selanjutnya.
Sekian dulu, bye!
ok, jadi berhubungan kami baru saja membuat karya tulis tentang Tari Barong dari Bali, kami akan memuat tentang Tari Barong.
Ia adalah raja raja dari roh dan melambangkan kebaikan. Sementara ada roh yang dinamakan Banas Patih Raja yang dipercaya yang mengendalikan Barong. Dalam pertunjukan, sering kali Barong ditampilkan dalam bentuk hewan singa. Dalam pertunjukan ini Barong dikendalikan oleh 2 orang. Satu didepan mengendalikan kepala, dan satu di belakang mengendalikan kaki.
Tarian ini melambangkan kejahatan dan kebaikan selalu seimbang. Kalau di Cina, ini seperti Yin dan Yang. Tarian ini menceritakan tentang pertarungan Rangda, ratu leak dan Barong, simbol kebaikan. Tarian ini menceritakan bahwa kebaikan dan kejahatan selalu seimbang, tidak ada yang menang dan kalah.
Mungkin itu saja, kalau ada yang kurang, silahkan dicomment, dan jangan lupa follow ya!
Alhamdulillah blog ini sudah terbuat.
Selamat datang di blog kami yang sederhana ini!
Kami harap blog ini dapat membantu anda mencari informasi tentang budaya suku suku di Indonesia. Disini akan kami muat info tentang budaya Indonesia yang beragam. Kami akan berusaha untuk memuat info yang banyak disini. Kalau ada yang kurang, bisa di request dengan cara dicomment di salah satu post kami.
Jadi, selamat membaca!!